DAY 1 (23 September 2019)
Soekarno – Hatta Airport
Hari pertama dimulai, kami dari kelas khusus berangkat terpisah tidak ikut dengan bis yang dari dramaga tetapi yang penting sesuai jadwal jam 19.00 harus sudah berkumpul di meeting point terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta di depan sate senayan. Setelah kami berkumpul kemudian Pak eko Rudi dan Pak Jono Munandar selaku dosen memberikan arahan dan tentunya berdoa demi kelancaran kegiatan kita di Korea Selatan. Pihak Raykha Tour juga memberikan arahan hal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama berada di Korea. Proses Chek-in dan Imigrasi sudah beres dan jam 22.45 kita terbang menuju korea selatan dengan Garuda Indonesia.
DAY 2 (24 September 2019)
Incheon Airport
Pesawat Landing Jam 08.00 waktu korea, perjalanan ditempuh kurang lebih 7 jam tanpa transit. Perbedaan waktu Indonesia dan Korea adalah lebih cepat 2 jam dikorea. Karena pesawat mendarat 30 menit lebih awal, jadi memerlukan konfirmasi ke bandara incheon mencari tempat parkir pesawat. Wangi haluyu sudah tercium dari jauh semenjak menginjakkan kaki dibandara. Tempat ini mengingatkan kepada drama “Where Stars Land” yang dibintangi Lee Je-hoon dan Chae Soo-bin yang berkisah tentang petugas layanan penumpang bandara. Dibadara kami sudah ditunggu oleh tim dari Tour Leader dari korea yang bisa berbahasa indonesia yaitu David, Ayu dan Joyce.
Korea House
Destinasi Pertama menuju korea house, dimana kita bisa mengetahui tentang pembuatan rumput laut kering, membuat gimbab yaitu nasi yang dicampur dengan minyak wijen, daging kepiting dan acar lobak kemudian dibungkus dengan rumput laut. Gimbab selalu menjadi bekal piknik wajib bagi masyarakat korea dan tergambar melalui drama “Strong Woman Do Bong-Son” yang dibintangi Park Bo-Young. Saat itu ada adegan piknik dibawah pohon sambil menikmati gimbab. Selain itu, di Korea House kita bisa menggunakan hanbok, baju tradisional korea.
Red Pine dan Nami Island
Destinasi kedua, mengunjungi Red Pine, yang merupakan pinus merah yang dijual dalam bentuk kapsul. Red Pine atau Joeksong bermanfaat untuk melancarkan peredaran darah, menghilangkan plak yang ada dipembuluh darah dan anti kanker. Red Pine diambil dari pohon pinus berbuah merah dan harganya fantastis. Mahal bagi saya selaku mahasiswa berbekal minim. Kunjungan ke Red Pine adalah kunjungan ke dua saya dan merupakan destinasi wajib bagi pengguna jasa travel. Seusai dari Red pine, kami menuju Nami island. Pulau ini mulai terkenal semenjak drama winter sonata di tayangkan. Pulau ini ditempuh dengan waktu 10 menit menggunakan kapal Fery. Terdapat patung Jun Sang dan Yoo Jin yang diperankan oleh Bae Yong- Jun dan Choi Ji-wo, pemeran winter sonata. Drama ini menguras air mat, dan adegan membekas seperti bersepeda menyusuri jalan metasequoia dengan pohon-pohon tinggi yang berderet dikiri-kanan. Nami Island paling bagus dikunjungi ketika musim gugur, musim semi dan musim dingin, sayang sekali kami berkunjung saat peralihan musim, sehingga dedaunan belum menguning, dan kunjungan pertama saya pada awal musim semi sehingga cherry blossom belum mekar.
.Berpose diatas Kapal yang menuju pulau Nami, Kapal Fery
DAY 3 (25 September 2019)
Hyundai Motor Studio Goyang
Hari ketiga dimulai dengan mengunjungi Hyundai Motor Studio Goyang dan start dari hotel jam 8.00 pagi. Hyundai Motor Studio membuka wawasan kita tentang teknologi otomotif. Studio ini sangat besar dan modern yang memperlihatkan bagaimana proses pembuatan mobil sejak awal (bahan), jalur perakitan hingga selesai serta menyajikan berbagai pengalaman yang menarik dengan teknologi yang canggih untuk merasakan, melihat dan mendengar bagaimana proses pembuatan mobil sampai melakukan simulasi test drive. Mobil Hyundai mengingatkan kita kepada mobil yang selalu dipakai didrama korea karena orang korea sangat mencintai produk dalam negeri. Saya sangat tertarik dengan studio ini dan sangat bersemangat karena setiap tahap selalu menghadirkan sesuatu yang takjub seperti dari tahap awal pembuatan bahan rangka mobil dengan bijih besi yang diekspor dari brazil, kemudian tahap pengecatan dengan robot, pemasangan jok mobil, mendengarkan suara mesin, proses safety yang baik sampai pada tahap menonton film 3 dimensi. Luar biasa pelajaran yang dapat diambil dari Hyundai Motor Studio, produk dalam negeri, kebanggaan masyarakatnya. Indonesia harus bisa seperti ini suatu hari nanti ya!.
Cheonggyecheon Stream
Sebenarnya Cheonggyecheon stream bukan bagian dari list destinasi kami, tetapi kebetulan kita akan melaksanakan sholat yang musholanya terletak di korean tourism information dan letaknya berseberangan dengan cheonggyecheon stream. Cheonngyecheon stream merupakan sungai yang berada dipusat kota seoul dengan penataan yang menarik sehingga banyak dijadikan sebagai tempat syuting dramakorea. Naluri K-drama saya akhirnya ingat pada salah satu drama yang berjudul “Mask” yang dibintangi oleh Ju Ji-hoon dan Soo Ae yang bercerita tentang doplanger. Seperti flash back kembali menyusuri sungai sambil membayangkan drama.
Shilla Dutty free
Shilla Dutty free adalah pusat belanja yang murah, semua produk ternama ada disini dari produk lokal dan internasional. Untuk produk Internasional barang yang diambil dibandara Incheon dan produk lokal bisa diambil disini. Harga produk di dutty free jauh sekali dibandingkan dengan ditanah air karena disini juga ada tax refund. Saya tertarik dengan brand produk lokal mereka yaitu tas find kapoor yang lagi hits dipakai kalangan Idol korea dengan harga bombastis. karena hampir setengahnya lebih murah jika membeli di Indonesia, maka mari kita bungkus saja.
Dongdaemun
Setelah selesai berbelanja dishilla destinasi selanjutnyapun masih seputaran belanja, yaitu dongdaemun. Kami ditunjukkan tempat berbelanja oleh-oleh yang murah yaitu di arirang dan merupakan toko oleh-oleh souvenir khas korea dari mulai gantungan kunci, magnet kulkas, kaos, makanan, hiasan dinding dan lain-lain. Menghabisan ratusan ribu won disini tidak terasa dan lapar mata tetapi tidak menjadi masalah karena pada umumnya apabila kita berpergian kemanapun pasti selalu ditanya oleh-oleh. Bukan suatu paksaan sih tetapi kebiasaaan dan kepuasan tersendiri memberikan sesuatu bagi keluarga, sahabat dan tetangga dan menyenangkan orang lain adalah pahala karena memberikan sesuatu menandakan kita ingat kepada mereka.
DAY 4 (26 September 2019)
KBRI Seoul
Hari ke empat dimulai dengan mengunjungi KBRI Seoul dan diterima dengan baik oleh Pak Purno Widodo dan Ibu Ratu Yulya Chaerani Sekretaris kedutaan KBRI Seoul. Seperti yang pak Purno katakan bahwa mengunjungi KBRI itu kita bukan sebagai tamu, tetapi layaknya pulang ke rumah sendiri. KBRI sebenarnya membantu permasalahan-permasalahan warga negara Indonesia yang berada di Korea, tetapi terkadang malah ada rasa ketakutan untuk melapor ke KBRI. Pekerja Migran Indonesia merupakan aset yang sangat berharga bagi negara, dan KBRI banyak membantu menyelesaikan permasalahan Pekerja Migran Indonesia. KBRI juga berperan dalam menarik Investasi bagi negara. Sayang Sekali di KBRI Seoul tidak ada atase pendidikan karena belum banyak mahasiswa Indonesia yang kuliah di Korea.
Yonsei University
Kami mengunjungi Yonsei University menjadi kunjungan edukasi kami selanjutnya dan di Yonsei University kami diterima oleh Mis. Nam mahasiswa junior yang mengajak kami berkeliling kampus dan menjelaskan bangunan-bangunan kampus. Universitas ini merupakan anggota “SKY” merupakan sebutan untuk tiga universitas paling bergengsi di Korea Selatan. Menariknya di universitas ini yaitu para alumni memberikan donasi bagi pembangunan kampus dan cafe-cafe yang berada di dalam kampus. Di dalam kampus terdapat souvenir dari mulai pulpen, pensil, buku, jacket dan lain-lain yang bertuliskan universitas yonsei. Universitas ini mempunyai konsep “Smart Campus” yang bertujuan untuk memberi pengalaman baru lewat kecanggihan teknologi. Banyak sekali mahasiswa asing yang kuliah disini dan saya melihat ada Global lounge yang ditempati mahasiswa asing. Mis nam mengajak kami masuk lebih dalam lagi dan sampailah dibangunan tradisional korea yang biasa digunakan untuk berdoa dan ada sebuah makam juga disana. Kita bisa mempelajari dan membandingkan dengan kampus kita dan yang paling menarik adalah loyalitas alumni bagi kampus tercinta.
Samsung D’light
Sekitar jam 12 Siang waktu Korea kita mengunjungi samsung d’light yaitu pusat pameran dan promosi global Samsung Electronics. Pengunjung dapat melihat semua produk elektronik terbaru dari mulai HP, Laptop, Lemari Es, Papan tulis elektronik dan lain-lain. Tidak ada pemandu yang memandu kami seperti di Hyundai, tetapi masing-masing peserta diberikan semacam gelang yang ternyata ada sensornya untuk registrasi dan mencoba produk-produk samsung. Saya sangat terkesan dengan lemari es dari produk samsung terbaru dengan desain yang canggih dilengkapi android semacam seperti tab untuk mencari menu melalui internet dan bisa connecting ke media sosial. Lemari es super canggih itu berukuran seperti lemari pakaian dan dengan harga yang fantastis $12.000 US Dollar seharga mobil. Menurut Ayu Kim Tour leader kami, impian wanita korea ketika menikah adalah mendapat hadiah Lemari Es dari suaminya dan mereka akan sangat bahagia sekali. Lemari Es ini persis yang ada di dramadrama korea, umumnya orang kaya atau chaebol sebutannya pasti Lemari Es nya model seperti ini.
Myengdong Street
Destinasi selanjutnya adalah Myongdong yaitu surga belanja oleh-oleh murah bagi wisatawan khusus nya kosmetik serta banyak sekali food street disana, jajanan-jajanan korea seperti toppoki, sundae, kue ikan, cumi dan ada juga makanan bertuliskan halal seperti kebab dan lainlain. Para wanita umumnya berbelanja kosmetik seperti etude, inisfree, nature republik, laneige dan berbagai jenis merk kosmetik korea. Oleh-oleh untuk dibawa ke tanah air biasanya masker kertas sekali pakai karena harganya murah dan ternyata harganya sama dengan di dutty free korea, 10.000 won dapat 20 buah seharga Rp.6000/pcs kurang lebih dan kalau di Indonesia harganya bisa Rp.20.000/psc. Kenangan bersama teman yang melekat di myongdong adalah waktu pulang tidak bersama rombongan. Kami memutuskan melanjutkan berbelanja karena waktu yang diberikan kurang banyak. Barang yang kami cari yang populer dikalangan artis KPop yaitu sepatu merk FILA, dan demi mendapatkan sepatu itu kita sampai pulang jam 1 malam nyampe hotel karena susah mendapatkan taxi. Tidak seperti dijepang yang jalur keretanya relatif sangat banyak walau sampai tengah malam, di korea subway paling sampai jam 12.00 malam dan itupun kami tidak berani naik subway karena rutenya yang rumit. Kami memutuskan memberhentikan taxi tetapi tidak ada yang berhenti, rupanya taxi dikorea kebanyakan sudah dipesan melalui aplikasi kakao taxi. Beruntungnya menemukan orang korea yang baik hati yang memesankan taxi melalui hp nya. Pelajaran yang diterima dari pengalaman ini adalah malu bertanya sesat dijalan, dan malu meminta tolong tidak akan pulang. Orang korea ramah jika kita mau meminta tolong seperti juga taxi yang kami tumpangi. Supir taxi yang ramah yang bahkan memberikan cokelat berisi biji kopi yang sangat manis. Terimakasih oppa dan kisanim atas pertolongannya, kamshamnida.
DAY 5 (27 September 2019)
ASEAN- Korea Centre
Hari ke 5 di Negeri Ginseng yaitu mengunjungi ASEAN-Korea Centre (AKC) di Seoul yang merupakan kemitraan antara ASEAN-Korea Selatan terpusat pada bidang investasi, perdagangan, pariwisata, budaya, informasi dan kehumasan. Indonesia merupakan Negara Asean yang dengan adanya kemitraan ini dapat bekerjasama dengan Korea Selatan menjadi lebih mudah. Banyak produk korea selatan yang masuk ke Indonesia dan begitupula sebaliknya. Investasi memang menjadi target bagi negara kita untuk meningkatkan perekonomian rakyat. Budaya K-Pop yang menjamur di Indonesia, drama-drama korea menjadi keuntungan bagi korea menarik wisatawan asing untuk mengunjungi korea. Teknologi yang lebih maju membuat kita belajar dari negara ini apa yang harus kita lakukan dinegara kita dan kita tiru untuk memajukan bangsa.
Sungkyungkwan University (SKKU)
Apa yang saya pikirkan tentang Sungkyungwan University? Tentu Song Jong-ki, drama Sungkyungwan Skandal yang bercerita tentang perempuan pada dinasti Joseon yang menyamar sebagai laki-laki bersekolah di Universitas Sungkyungwan. Saya mengira bahwa bangunan universitas masih seperti di drama tetapi pas menginjakkan kaki disana gedung-gedung universitas sudah sangat modern sekali. Kami dipandu oleh Kim Naeun mahasiswa junior di Universitas ini dan diajak berkeliling kampus serta menceritakan sejarah SKKU. SKKU didirikan pada tahun 1398 yang sangat terpengaruh pada aliran konfusius. Ketika sampai lebih dalam diarea kampus, terdapat bangunan yang pada jaman joseon digunakan untuk mahasiswa belajar dan ada bangunan untuk mahasiswa pada jaman dahulu namun sekarang tidak digunakan lagi. Di dalam kampus juga terdapat pohon gingko yang sudah berusia 500 tahun yang sekarang dilindungi oleh negara. Pohon gingko merupakan simbol universitas karena mempunyai makna simbolis dalam konfusianisme. Konfusius dikatakan pernah membaca, merenungkan dan mengajar murid-muridnya dibawah pohon gingko. Jika belajar dan tertidur dibawah pohon gingko dipercaya nilai ujian menjadi bagus, persis di drama Sungkyungwan Scandal. Samsung merupakan sponsor bagi universitas ini, mahasiswa yang memiliki nilai bagus akan mendapatkan tablet dari samsung.
Ginseng
Detinasi yang selanjutnya wajib dikunjungi bersama dengan travel adalah ginseng outlet. Ginseng outlet menawarkan ginseng asli dari korea dengan kualitas terbaik didunia. Kenapa korea disebut negara ginseng karena kualitasnya nomor satu di dunia padahal china adalah produsen terbesar ginseng. Ginseng korea memiliki keseimbangan yin dan yang yaitu panas dan dinginnya seimbang. Ginseng yang baik dipanen dengan jangka waktu 6 tahun, apabila kurang dari 6 tahun akan menghasilkan kualitas yang berbeda. Kunjungan ke outlet ginseng juga merupakan kedua kali nya bagi saya, dan kedua kalinya juga tidak membeli produknya karena sangat mahal bagi kantong mahasiswa. Harga per paketnya mencapai Rp. 5.000.000,- membuat tersentak dan kaget yg jika saya membeli maka uang bekal sekaligus raib. Ginseng dioutlet ini sudah dimodifikasi dalam berbagai bentuk, ada yang serbuk minuman, kemasan cair dan ada juga dalam bentuk asli.
Itaewon
Mengunjungi Itaewon diwaktu sore untuk melaksanakan sholat ashar sangat baik, karena cuaca tidak panas dan jalan menuju masjid yang menanjak menghabiskan energi untuk berjalan. Disepanjang jalan terdapat kedai, restoran makanan berlabel halal, seperti makanan timur tengah atau masakan Malaysia, India bahkan Indonesia. Ini memudahkan kita untuk membeli makanan. Mesjid di itewon cukup besar dengan nuansa putih-hijau Ini pertama kali saya ke daerah itaewon dan ternyata sangat menarik. Kenangan makan nasi goreng kimchi, toppoki dan kue ikan bersama teman dipinggir kedai sambil tertawa-tawa seperti adegan di drama.
Berpose bersama teman PSIM didepan jajanan Halal di daerah Itaewon
Namsan Tower
Tour kami berakhir di namsan tower dan ini adalah destinasi terakhir dimana kita bisa menikmati malam di korea selatan didaerah yang cukup populer yang merupakan icon Korea Selatan. Malam hari di Namsan Tower terasa berbeda, lampu yang menerangi menara sangat indah, biru ditengah dan merah dipuncak menara seperti warna bendera korea biru dan merah. Flashback 2 tahun yang lalu sangat berbeda dengan perjalanan kali ini, tahun 2017 ke namsan tower pada siang hari dan sekarang pada malam hari memberikan nuansa yang berbeda. Namsan tower juga favorit dijadikan tempat syuting drama korea seperti The Legend of Deep Blue Sea yang dibintangi oleh Lee Min-Ho dan Jun Ji-Hyun serta yang terakhir saya tonton adalah Terrius behind me yang di bintangi So Ji-Sub. Namsan tower sangat memberikan kesan bagi penikmat drama korea dan menyusuri tempat-tempat yang ada didalamnya, seperti di area gembok cinta yang banyak gembok bertuliskan pasangan kekasih yang dipercaya dapat mengikat cinta mereka.
DAY 6 (28 September 2019)
Kembali Ke Indonesia
Morning Call kali ini lebih pagi dari biasanya, jam 4.00 pagi waktu korea karena kita akan pulang ke Indonesia. Hari terakhir di Korea setelah 5 hari mengadakan perjalanan, perjalanan edukasi dan city tour di korea. Lelah fisik tetapi hati senang karena punya cerita baru bersama teman yang sudah seperti keluarga. Tour leader yang baik dan masyarakat korea yang ramah memberikan kesan mendalam terhadap negara ini. Sebelum pulang kita mampir untuk sarapan udon hangat sambil berbelanja barangkali ada oleh-oleh yang belum sempat dibeli, walaupun hargnya lebih mahal dari Myongdong dan Dongdaemun. Akhirnya jam 8.55 kami boarding dan bersiap menuju tanah air. Bandara Incheon seperti biasa selalu menarik dengan kecanggihannya. Proses Imigrasi lancar dengan Auto Gate mempermudah kita meninggalkan korea. Jam 15.00 kita mendarat di Indonesia dengan membawa kenangan dan pelajaran dari negeri ginseng. Teknologi negeri ginseng yang maju menjadi ilmu baru yang dapat diambil dan memberikan wawasan tentang pentingnya kemajuan teknologi supaya tidak tertinggal dari negara lain dalam persaingan Global saat ini. Saya sangat berterimakasih kepada IPB University, PSIM IPB, Para dosen, teman-teman yang layaknya keluarga yang memberikan kesan mendalam di Kegiatan International Academic Visit Ini. Kepada Raykha Tour dan tour leader yang menyenangkan.